Halaman

Selasa, 07 Januari 2014

Sekolah Jurnalistik

Sekali Menulis Sejuta Kali Menginspirasi


Tempo hari yang lalu, tepatnya Ahad 5 Januari 2014, Bidang Media dan Komunikasi IMM Komisariat Fakultas  Ekonomi  Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, telah menyelenggarakan acara Sekolah Jurnalistik yang berlangsung di gedung AR Fakhrudin B lt 5 UMY. Acara yang diikuti para mahasiswa  kader IMM komisariat Fakultas Ekonomi UMY ini, mengusung  tema, sekali menulis sejuta kali menginspirasi.

Dari segi konsep, acara sekolah jurnalistik kali ini seperti workshop pada umumnya, yaitu diawali dengan materi yang kemudian dilanjutkan pada praktek. Acara diisi oleh Direktur Majalah  Suara Muhammadiyah, Bapak Deni Al Asyari membawakan materi tentang Reportase dan Bapak Eko Prasetyo, salah satu penulis progresif kondang Jogjakarta, beliau memaparkan materi mengenai Kepenulisan.

Acara dimulai pukul 08.30 WIB, di buka oleh ketua panitia sekolah jurnalistik Immawan M Fathi Djunaedy, memberikan sedikit gambaran mengenai acara, kemudian sambutan dari ketua umum IMM komisariat FE UMY, Immawan Fariq Firdaus, dan sambutan pamungkas oleh Bapak Nano Prawoto selaku Dekan Fakultas Ekonomi UMY. Beliau sangat mengapreasiasi acara ini, karena menurut beliau, saat ini kepedulian mahasiswa terhadap dunia tulis-menulis masih terbilang minim.

Sambutan Ketua Panitia

Memasuki acara inti, pada materi yang pertama tentang reportase, Bapak Deni Asyari membukanya dengan sebuah kutipan dari Imam Syafii ,” Ilmu pengetahuan ibarat seekor hewan buruan, sedangkan tulisan adalah tali pengikatnya, maka jika ilmu pengetahuan tidak ingin hilang, maka ikatlah ia dengan tulisan..” , kemudian dalam pemaparannya beliau mengatakan bahwa, suatu berita dapat dikatakan berita, ketika berita tersebut bersifat aktual, berisi opini dan fakta yang dapat menarik perhatian sejumlah orang. Beliau juga mengajak para mahasiswa untuk kembali kepada hakikat mereka yaitu menulis, karena mahasiswa adalah menulis dan menulis adalah mahasiswa, kemudian di akhir materi,beliau berpesan “ Tidak ada satu pun teori Menulis yang paling baik, selain terus mencoba melakukannya”


Penyerahan plakat kepada Direktur SM,Bapak Deni Asyari
Materi kepenulisan, Pak Eko Prasetyo
 Menginjak acara selanjutnya yaitu materi kepenulisan, kali ini Bapak  Eko Prasetyo membawakan judul, menulis sebagai jalan hidup. Menurut si penulis buku orang miskin di larang sakit ini, tulisan adalah cara kita untuk menegaskan eksistensi kita dalam hidup. Menulis juga dapat berfungsi untuk memberi inspirasi, harapan, mimpi dan keyakinan di tengah suasana sosial yang sempit dan buntu. Bagi beliau,inspirasi dalam menulis bisa hadir  dari mengembangkan petualangan dan pengalaman dalam berbagai bentuk (demonstrasi) , juga pertemuan dengan sebanyak-banyaknya orang dari berbagai status dan kelas, kemudian menonton film dan menikmati musik dapat meraba imaginasi. Dalam kesempatan itu,Eko Prasetyo  memotivasi para peserta untuk menulis sesuatu yang mampu mebangkitkan, terinspirasi dari kutipan Kahlil Gibran, Apa saja yang membakar dan membuat orang lain terbakar adalah berguna .

Beralih dari dua materi para pemateri inspirator yang begitu menggelora tentang dunia jurnalistik, sejenak para peserta istirahat, sholat dan makan siang diiringi oleh hiburan dari band Gemini. Usai ishoma, dilanjutkan pada  acara Bedah Buletin, perlu diketahui  Bidang media dan komunikasi menelurkan buletin  bernama De Kombat yang terbit tiga kali dalam semusim periode kepemimpinan, buletin tersebut baru saja terbit yang edisi tahun baru, bertemakan Penjajahan Ekonomi. Di sesi kali ini yang di kupas  adalah mengenai rubrik opini dan lay out dari buletin itu sendiri.

Beranjak dari teori, masuklah kita di acara praktek reportase. Panitia membagi para peserta dalam 8 kelompok disertai 2 pemandu dari pengurus IMM komisariat FE pada tiap kelompok, dalam kelompok tersebut adanya pembagian tugas sebagai wartawan, kameramen, ilustrator dan penulis berita. Kemudian di putarkan video realita sosial di negeri  ini yang kemudian masing-masing kelompok setelah menonton tayangan tersebut, lalu menyajikannya dalam berita berbentuk tulisan.

Habis praktek reportase, terbitlah praktek kepenulisan. Inilah acara penutup dari rangkaian kegiatan Sekolah Jurnalistik, pada acara ini para peserta diberi waktu 30 menit untuk mengamalkan apa yang mereka dapatkan dari materi kepenulisan tadi, di sini peserta diberi 3 pilihan yaitu menulis cerpen, artikel realita sosial dan puisi.

Akhir kata,semoga dengan diadakannya acara pelatihan jurnalsitik ini,harapannya para mahasiswa mampu menjadikan kegiatan tulis - menulis sebagai gaya hidup dan media untuk menginspirasi banyak orang.

Panitia Sekolah Jurnalistik 2014



Tidak ada komentar:

Posting Komentar