Halaman

Minggu, 26 Januari 2014

Pameran Tunggal 1 Dekade SUKRIBO (2003 – 2013)



7 – 16 Januari 2014, Bentara Budaya Yogyakarta

Mail Sukribo ialah tokoh kartun yang muncul berkala setiap hari Minggu di Harian Kompas berupa komik strip, di rubrik TTS & Kartun. Si Pencipta tokoh kartun ini bernama Ahmad Faisal Ismail (36) beliau alumni Institut Seni Indonesia.

Awal pertama kali saya berkenalan dengan Sukribo, yaitu ketika masih duduk di bangku Tsanawiyah (SMP), kala itu lagi gemar-gemarnya mengisi TTS, kebetulan honor hadiah TTS harian Kompas termasuk yang besar, nah di bawah kolom TTS itu ada beberapa komik strip, salah satunya Komik Sukribo.

Bagi saya, sisi menarik dari tokoh yang identik dengan rambut kribonya ini  adalah sosoknya yang slengekan tapi cerdas . Komik Sukribo berisikan berbagai kritik sosial, politik, ekonomi, kemananan, semua disajikan secara aktual  dan di kemas dalam lelucon-lelucon yang segar.


Pameran Tunggal 1 Dekade SUKRIBO (2003 – 2013)

Bersama patung Mail Sukribo


Berlatar step by step pembuatan komik Mail Sukribo

Komik Strip Sukribo

Mail Sukribo

Kutipan Ahmad Faisal Ismail ( Pencipta Sukribo )

Berlatar pajangan komik-komik Mail Sukribo

Life in the rool dragon

Salah satu yang dilarang terbit :))

Idra Faudu
Testimoni


Kamis, 23 Januari 2014

Puisi Banjir Manado

Rabu 22 Januari 2014, Acara @puisiindojogja di djendelo koffie #SamuderaKata21 #CharityForManado
BANJIR MANADO

Alam kembali bereaksi
 Mengirim air bah pada awal tahun ini 
Teruntuk ibukota ujung Sulawesi 
Kotanya Om Sam Ratulangi 

Manado dia banjir 
 Semoga ini yang terakhir 
Isyarat agar selalu berdzikir 
Kepada Tuhan Sang Maha Tajir 

 Manado so tenggelam 
Tapi semangat jangan terbenam 
Musti torang tanam 
Selalu torang siram 


Senin, 13 Januari 2014

Cerita Absurd Dunia Kampus



Holla semuanya, ada holla ada semut *krik, assalamualaikum wr wb, salam sejahtera untuk kita semua, sudahkah kalian minum yakult hari ini ? #apasih. Oke teman, kali ini saya mau sedikit berbagi cerita atau sharing hal-hal yang ada di dunia kampus, mungkin realita yang udah biasa, tapi nantinya  menjurus ke absurd (gak jelas/gak nyambung) sehingga layak untuk diperbincangkan haha ..

Berangkat dari sebuah peribahasa kampus, ” tak kenal maka ikutlah masa taaruf, tak akrab maka makrablah ” #Okesip. Perkenalkan nama saya Muhammad Fathi Djunaedy, asalnya dari Ternate, alhamdulillah yah mahasiswatu banget :D . Nama depan saya kan Muhammad tuh, nama Nabi para umat muslim, dan artinya nabi itu kan utusan, nah hal itu sesuai dengan kehidupan saya . Jadi, sejak lulus SD sampe sekarang semester 3, saya udah diutus oleh kedua orang tua untuk merantau ke Jogja, bedanya kalo nabi diutus Allah SWT untuk menyampaikan wahyu, kalo saya diutus  untuk menuntut ilmu di jalan Allah #aihsedap

Saya sekarang kuliahnya di UMY (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta), konon beberapa tahun lalu sekitaran tahun 2010 ke bawah, masih banyak yang belum mengenal kampus UMY ini, makanya dulu sering diledekin, UMY tuh “Universitas Mana Ya” ???? haha *krik . Saking gak terkenalnya pada saat itu, kampus ini jadi kayak Bisnis MLM, tiap mahasiswanya diberi misi khusus untuk ngajak sekalian prospekin teman  ,tetangga,   sodara,atau temen tetangganya sodara juga bisa, agar daftar kuliah di UMY, nantinya yg berhasil masukin ke kampus UMY, bakalan dapet uang saku dari kampus, beserta seperangkat alat sholat dibayar tunai, oke sah, sah .. saaah  , heuheuheu ..  

Bersambung ..

(Nantikan cerita absurd dunia kampus pt 2, segera hadir di toko-toko mainan terdekat di kota anda )

Jogja,13 Januari 2014





Minggu, 12 Januari 2014

Kiprah Musim Pemilu Terhadap Ekonomi


“Sebentar lagi PEMILU / orang - orang masuk ke kotak suara / untuk mencari pemimpin baru / Untuk mendapatkan gairah baru..” . Itulah sepenggal lirik lagu berjudul Oh Indonesia milik Iwan Fals, sang legenda musik Indonesia. Pemilihan umum telah memanggil kita, tak lama lagi bangsa Indonesia akan merayakan pesta demokrasi  5 tahunan yang akan melahirkan seorang Pemimpin baru negeri ini. Kendati pemilu 2014 adalah kegiatan politik, akan tetapi  aktivitasnya berdampak pada sektor lainnya, terutama sektor ekonomi.

Penyelanggaran pemilu tentunya akan meningkatkan daya konsumsi masyarakat, dimana para tim kampanye partai akan melancarkan marketing  politiknya. Sektor riil akan bergerak dan menyokong perekonomian Indonesia, hal ini karena para tukang jahit kaos, sablon kaos, pembuat spanduk, baliho dan atribut-atribut lain keperluan para calon wakil rakyat untuk mempromosikan diri, akan kebanjiran order dan mendapatkan profit yang tak sedikit,inilah yang disebut ekonomi kerakyatan.

Menurut Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi Moneter Bank Indonesia (BI) Solikin M Juhro,” meskipun pada musim pemilu nantinya banyak uang yang beredar di masyarakat, takkan berpengaruh besar pada laju inflasi. Penyebabnya, pengeluaran terbesar akan didominasi pada sektor jasa-jasa iklan, bukan pada konsumsi barang”, ujarnya. Setali tiga uang dari pernyataan tersebut,  Bank Indonesia memperkirakan, ajang Pemilu 2014 mendatang akan memberikan sumbangan pada pertumbuhan ekonomi sebesar 0,2%. Prediksi ini berkaca dapat pengalaman Pemilu 2004 dan 2009 yang rata-rata juga menyumbang 0,2% pada pertumbuhan ekonomi.

Kiprah musim pemilu terhadap ekonomi akan berlanjut pasca hajatan tersebut. Tentu, harapan bangsa Indonesia adalah hadirnya sosok Pemimpin yang memahami situasi perekonomian Indonesia dan global dengan kebijakan-kebijakan yang efektif, sehingga para investor domestik maupun asing di pasar modal menjadi optimistis dengan kondisi ekonomi Indonesia ke depan. Hal ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan menurunkan inflasi.

Rakyat Indonesia pun menginginkan lahirnya pemimpin yang menjunjung tinggi nasionalisme ekonomi, bukan pemimpin yang mudah di setir asing. Tumpuan masyarakat Indonesia adalah figur pemimpin yang mampu menjiwai dan merealisasikan Pasal 33 UUD 1945, untuk menciptakan kedaulatan ekonomi. Karena seperti yang dikatakan Bung Karno,  founding fathers  bangsa ini, “Untuk membuat sejahteranya rakyat - rakyat jelata ,demokrasi  politik saja belumlah cukup. Masih perlu ditambah dengan demokrasi di lapangan lain .. lapangan rezeki, lapangan ekonomi. Bagi Soekarno yang dicari bukan saja keberesan politik dan keberesan negeri” tapi juga “keberesan ekonomi dan keberesan rezeki”.


Kamis, 9 Januari 2014
Muhammad Fathi Djunaedy
Mahasiswa EKPI 2012

Kamis, 09 Januari 2014

Sajak Suara Dari Timur


Kenapa selalu timur ?

Rambut dan warna kulit menjadi tolak ukur

Padahal timur akan itu selalu bersyukur

Meski timur dijadikan boneka penghibur


Kenapa selalu timur ?

Identik akan panah dan busur

Sumber pembuat bangsa tak akur

Toh, jiwa sosial kami semanis anggur


Kenapa selalu timur ?

Sodara anggap berpikiran mundur

Padahal, mata sodaralah yang kabur

Layaknya orang berusia uzur


Kenapa selalu timur ?

Kehadirannya dianggap penghancur

Justru, alur pikir sodara yang terbentur 

 Dan tercampur isi dalam dubur



Jogja,Jumat 10/1 2014 ( Pkl 01.18 WIB )

Selasa, 07 Januari 2014

Sekolah Jurnalistik

Sekali Menulis Sejuta Kali Menginspirasi


Tempo hari yang lalu, tepatnya Ahad 5 Januari 2014, Bidang Media dan Komunikasi IMM Komisariat Fakultas  Ekonomi  Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, telah menyelenggarakan acara Sekolah Jurnalistik yang berlangsung di gedung AR Fakhrudin B lt 5 UMY. Acara yang diikuti para mahasiswa  kader IMM komisariat Fakultas Ekonomi UMY ini, mengusung  tema, sekali menulis sejuta kali menginspirasi.

Dari segi konsep, acara sekolah jurnalistik kali ini seperti workshop pada umumnya, yaitu diawali dengan materi yang kemudian dilanjutkan pada praktek. Acara diisi oleh Direktur Majalah  Suara Muhammadiyah, Bapak Deni Al Asyari membawakan materi tentang Reportase dan Bapak Eko Prasetyo, salah satu penulis progresif kondang Jogjakarta, beliau memaparkan materi mengenai Kepenulisan.

Acara dimulai pukul 08.30 WIB, di buka oleh ketua panitia sekolah jurnalistik Immawan M Fathi Djunaedy, memberikan sedikit gambaran mengenai acara, kemudian sambutan dari ketua umum IMM komisariat FE UMY, Immawan Fariq Firdaus, dan sambutan pamungkas oleh Bapak Nano Prawoto selaku Dekan Fakultas Ekonomi UMY. Beliau sangat mengapreasiasi acara ini, karena menurut beliau, saat ini kepedulian mahasiswa terhadap dunia tulis-menulis masih terbilang minim.

Sambutan Ketua Panitia

Memasuki acara inti, pada materi yang pertama tentang reportase, Bapak Deni Asyari membukanya dengan sebuah kutipan dari Imam Syafii ,” Ilmu pengetahuan ibarat seekor hewan buruan, sedangkan tulisan adalah tali pengikatnya, maka jika ilmu pengetahuan tidak ingin hilang, maka ikatlah ia dengan tulisan..” , kemudian dalam pemaparannya beliau mengatakan bahwa, suatu berita dapat dikatakan berita, ketika berita tersebut bersifat aktual, berisi opini dan fakta yang dapat menarik perhatian sejumlah orang. Beliau juga mengajak para mahasiswa untuk kembali kepada hakikat mereka yaitu menulis, karena mahasiswa adalah menulis dan menulis adalah mahasiswa, kemudian di akhir materi,beliau berpesan “ Tidak ada satu pun teori Menulis yang paling baik, selain terus mencoba melakukannya”


Penyerahan plakat kepada Direktur SM,Bapak Deni Asyari
Materi kepenulisan, Pak Eko Prasetyo
 Menginjak acara selanjutnya yaitu materi kepenulisan, kali ini Bapak  Eko Prasetyo membawakan judul, menulis sebagai jalan hidup. Menurut si penulis buku orang miskin di larang sakit ini, tulisan adalah cara kita untuk menegaskan eksistensi kita dalam hidup. Menulis juga dapat berfungsi untuk memberi inspirasi, harapan, mimpi dan keyakinan di tengah suasana sosial yang sempit dan buntu. Bagi beliau,inspirasi dalam menulis bisa hadir  dari mengembangkan petualangan dan pengalaman dalam berbagai bentuk (demonstrasi) , juga pertemuan dengan sebanyak-banyaknya orang dari berbagai status dan kelas, kemudian menonton film dan menikmati musik dapat meraba imaginasi. Dalam kesempatan itu,Eko Prasetyo  memotivasi para peserta untuk menulis sesuatu yang mampu mebangkitkan, terinspirasi dari kutipan Kahlil Gibran, Apa saja yang membakar dan membuat orang lain terbakar adalah berguna .

Beralih dari dua materi para pemateri inspirator yang begitu menggelora tentang dunia jurnalistik, sejenak para peserta istirahat, sholat dan makan siang diiringi oleh hiburan dari band Gemini. Usai ishoma, dilanjutkan pada  acara Bedah Buletin, perlu diketahui  Bidang media dan komunikasi menelurkan buletin  bernama De Kombat yang terbit tiga kali dalam semusim periode kepemimpinan, buletin tersebut baru saja terbit yang edisi tahun baru, bertemakan Penjajahan Ekonomi. Di sesi kali ini yang di kupas  adalah mengenai rubrik opini dan lay out dari buletin itu sendiri.

Beranjak dari teori, masuklah kita di acara praktek reportase. Panitia membagi para peserta dalam 8 kelompok disertai 2 pemandu dari pengurus IMM komisariat FE pada tiap kelompok, dalam kelompok tersebut adanya pembagian tugas sebagai wartawan, kameramen, ilustrator dan penulis berita. Kemudian di putarkan video realita sosial di negeri  ini yang kemudian masing-masing kelompok setelah menonton tayangan tersebut, lalu menyajikannya dalam berita berbentuk tulisan.

Habis praktek reportase, terbitlah praktek kepenulisan. Inilah acara penutup dari rangkaian kegiatan Sekolah Jurnalistik, pada acara ini para peserta diberi waktu 30 menit untuk mengamalkan apa yang mereka dapatkan dari materi kepenulisan tadi, di sini peserta diberi 3 pilihan yaitu menulis cerpen, artikel realita sosial dan puisi.

Akhir kata,semoga dengan diadakannya acara pelatihan jurnalsitik ini,harapannya para mahasiswa mampu menjadikan kegiatan tulis - menulis sebagai gaya hidup dan media untuk menginspirasi banyak orang.

Panitia Sekolah Jurnalistik 2014



SAJAK AKTUALISASI


Mulanya aku hanyalah sosok impoten
Begitu mudahnya tergerus di dalam turnamen
Namun diriku masih memiliki temperamen
Yang mendesakku untuk berkompeten

Pernah aku termasuk golongan karbitan
Mencapai tujuan secara instan
Tapi dalam diri ini,masih ada pendirian dan harapan
Untuk menjawab keraguan zaman

Kadangkala meraih prestasi
Kadangpula merasa frustasi
Tapi,aksi tak boleh mati
Aspirasi tak bisa dibatasi
Gerak kreasi tak  dapat teramputasi