Halaman

Rabu, 27 April 2016

“Pikniknya Genk Cinta, Ke Kota Jogja Kekinian”



Hari ini, Kamis 28  April 2016. Film AdaApa Dengan Cinta 2  siap saji di seluruh bioskop nasional, dan dua negara jiran, Malaysia dan Brunei Darussalam. Film ini digadang-digadang akan memuncaki klasemen box office Indonesia tahun 2016. Juga berpotensi melebihi kesuksesan jilid pertamanya.

Dalam trailernya yang berdurasi satu menit lima puluh tiga detik. Ada satu cuplikan, dimana Genk Cinta berlibur ke Kota Jogja. Yap betul, film ini banyak mengambil adegan di Kota Gudeg. Mungkin AADC 2, ingin mengikuti jejak kemonceran AA BURJO di tanah mataram.

Saya haqul yaqin, di tangan dingin Mbak Mira dan Mas Riri, film ini tak akan serupa dengan FTV-FTV yang juga rajin berlatar  kota Jogja. Keterlaluan betul, saya sampai harus membandingkannya.

Dear Mbak Mira dan Mas Riri, saya sebagai pengagum diam-diam karya kalian, terutama film aktivisme “GIE”. Dalam imaji saya, membayangkan film AADC 2 menjadi sebuah film drama yang menyerempet isu sosial, dengan menampakan wajah kota Jogja kekinian.

Angan-angan liar saya, semacam membayangkan adegan-adegan saat Cinta dkk vakansi ke Jogja. Misalnya, mereka memilih berdiam di home stay di sekitaran utara kota Jogja. Pas fajar tiba, mereka ingin sholat shubuh jamaah, eh malah kudu tayamum. Jogja asat bro sis, kurang banyu.

Pandangan mereka akan kota Jogja yang adem ayem, sesaat buyar, usai melihat perkembangbiakan hotel dan mall disana-sini.

 Saat mencari oleh-oleh di kawasan malioboro, dengan menaiki andong istimewa, sialnya malah kesemprot asap tebal knalpot armada Transjogja trayek 2A, kira-kira si Cinta bersama kawanannya sontak misuh gak ya, haha. Belum selesai di situ, malang tak bisa di tolak, saat melewati bundaraan nol km, kuda pak kusir, seketika tergelincir, ini seriusan, kudanya tidak diving macam si tua Van Gaal.

Entah, berapa lusin botol sun block, yang dihabiskan Genk Cinta, untuk berjibaku melawan sengatan panas matahari kota Jogja, seumpama dengan trio MSN El Barca, ada tiga matahari. Mereka harus terjebak macet di perempatan malioboro, karena hilir mudik bus pariwisata korban manajemen lokasi penempatan kendaraan yang serampangan.

Di beberapa sudut jalanan kota Jogja, tergambar jelas goresan para Street Artist, berupa grafiti bertuliskan. “Pemerintah Kota Jogja, Yang Kamu Lakukan Ke Kami Itu Jahat”

Oke cukup, nanti saya makin ngelantur. Dalam film ini, ada beberapa tempat wisata yang menjadi spot adegan syuting, secara langsung ini semacam kampanye visit Indonesia, khususon Kota Jogja. Saya sempat mikir, kenapa harus Kota Jogja, toh kalau mau seimbang. Boleh tuh, ambil lokasi di Indonesia Timur, sa jamin kawan, eksotis pas skali.

Saya percaya dengan “AADC 2 Effect”, tahun 2002 bisa menembus hingga dua jutaan penonton. Tahun ini diyakini jumlah penonton bisa lebih, hitungan kotornya misalkan ada tiga jutaan penonton yang hanyut dalam reuni anatara Rangga dan Cinta, dan pesona kota Jogja. Bisa dipastikan menambah kuantitas para pelancong berplesir ria ke kota budaya (katanya) ini. Semakin banyak wisatawan berbanding lurus dengan pembanguan hotel-hotel baru.

Saya hanya berprasangka saja, wong saya belum nonton filmnya. Mau ikut gala premiernya kemarin Sabtu, apalah daya saya hanya mahasiswa proletar. Angan-angan diatas bisa segera terbayar tunai hari ini, tapi dijamin harus kuat antre sampe jalur pantura, haha, maaf saya berlebihan, wajar, saya kurang jago berhiperbola. Kalaupun dapat antrean paling depan, percuma saja, masih akhir bulan, kiriman belum cair, masih membeku dingin seperti sikapmu akhir-akhir ini, ceileh. Semua itu bisa sangsi, bila matahari awal bulan telah terbit. Eits, masih ada satu lagi, dengan siapa harus menonton film drama romantis paling ditunggu, yang cuman hadir 14 tahun sekali  ini, mblo ?