Halaman

Minggu, 02 Februari 2014

Masih Layakkah Trans Jogja ?




Dioperasikan sejak tahun 2008, Bus Trans Jogja seakan menjadi primadona kendaraan umum di kota Jogjakarta . Pemerintah kota Jogja mengikuti langkah dari pemerintah kota Jakarta yang telah merilis Busway TransJakarta beberapa tahun sebelumnya. Tentunya Transjogja adalah sistem transportasi bus cepat , murah dan ber-AC, alternatif menghindari kemacetan dan solusi kenyamanan dalam perjalanan . Namun dalam perkembangannya dewasa ini, setelah 6 tahun Bus Transjogja beroperasi , saya melihat ada beberapa kecacatan fasilitas dalam pengoperasian TransJogja, misalnya ada beberapa pintu masuk penumpang armada Trans Jogja yang pada awalnya adalah pintu otomatis, kini banyak yang sudah mulai rusak berubah menjadi pintu manual, dampaknya  ada beberapa pintu yang dibiarkan terbuka, tak ubahnya Bis umum biasa atau Kopata.  Belum lagi, fasilitas didalam armada,  tampak banyak kursi penumpang yang sudah tidak layak pakai bahkan rusak parah .

Disamping beberapa hal-hal diatas, yang perlu dicermati dalam pengoperasian Trans Jogja adalah asap knalpot yang dikeluarkan bus Tran Jogja, hal ini karena asap tersebut cukup menyimpang sehingga meresahkan para pengendara lain di kota Jogja, bisa dikatakan ini salah satu biang polusi. Realita ini kembali mempertanyakan kapabilitas dari Bus Trans Jogja sendiri, apakah ia Transportasi eksekutif kota Jogja atau  hanyalah angkutan umum kelas ekonomi .

Untuk itu , saya menghimbau agar Pemerintah Jogjakarta lebih peduli dan tanggap menangani hal ini . Kalau bisa secepatnya membenahi fasilitas – fasilitas tersebut dan merubah Transjogja menjadi angkutan umum yang sehat. Karena TransJogja bukan hanya di tumpangi oleh masyarakat Jogja saja , para turis dan wisatawan luar kota pun menggunakan jasa Transjogja . Bagaimana jika mereka melihat fasilitas-fasilitas seperti ini, tentunya akan menjadi sebuah aib kecil, seperti yang kita tahu TransJogja adalah salah satu ikon kota Jogjakarta.

Selanjutnya, ada beberapa hal yang menurut saya dapat meningkatkan mutu pelayanan Bus TransJogja.

1) Pen
ambahan armada TransJogja, karena dinilai jumlahnya masih kurang , jika dibanding dengan kuantitas penumpangnya yang semakin tahun semakin bertambah, terlebih saat musim liburan tiba. Hal ini konsekuensi fungsi Transjogja sebagai  transportasi alternatif kota Jogja

2) Penambahan beberapa shelter lagi
pada beberapa titik di kota Jogjakarta.

3) Halte - halte TransJogja di perbesar lagi,
terutama dibeberapa tempat seperti Malioboro dan Ambarukmo Plaza, karena 2 shelter ini kapasitasnya terlalu kecil berbanding terbalik dengan penumpangnya yang terbilang banyak.

4) Di shelter diberikan sekat antara para penumpang yang akan masuk dan penumpang yang keluar dari
armada Bus TransJogja.

5) Pemberian fasilitas TV di shelter maupun di dalam trayek TransJogja,
agar para penumpang tidak merasa jenuh saat menunggu ataupun dalam perjalanan menggunakan jasa Transjogja.

6) Perbaikan  atap beberapa shelte
r, karena sering terjadi kebocoran saat hujan turun.

7) Desain shelter dan trayek TransJogja harus di
kreasikan lebih menarik lagi.   

 Maka dari itu , Pemkot Jogja dan pihak TransJogja harus ekstra berinovasi dan memberikan sesuatu yang berbeda. Lihat saja Busway Trans Jakarta memiliki jalur trayeknya sendiri, sementara di Kota Solo Batik Solo Trans(BST) mempunyai fasilitas sensor otomatis saat melewati lampu merah secara otomatis berganti menjadi lampu hijau. Jika Yogyakarta didaulat sebagai daerah istimewa , tentunya pelayanan dan fasilitas angkutan TransJogja juga harus istimewa.

Tulisan ini pernah di muat di Harian Tribun Jogja edisi 8 Maret 2012
Sedikit saya poles lagi :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar